Arsip

Kesalahan Pendeta Markus Agung ( bagian 1)

Author Post
Fakta

Akhir Februari lalu, Pengurus Majelis Tabligh PP Muhamadiyah, Buya Risam, bersama Supriyatna dan Silum membeli laptop di Gajah Mada Plaza, Jakata Pusat. Untuk persiapan workshop Dai khusus se Sumatra di Padang, Sumatera Barat.



Setelah acara rombongan meninggalkan toko komputer. Ketika melintasi toko buku di lantai satu, Silum melihat sebuah buku ganjil. Cover buku berjudul Kedatangan Yesus ini memuat lukisan Yesus sedang terbang. Kedua tanganya terbuka.

Tak ada yang istimewa dari buku setebal 16 halaman ini. dari perwajahannya, orang menyimpulkan, buku ini merupakan bacaan umat kristiani. Tapi, pembaca akan merasa aneh setelah mengamati isinya. Buku karangan Pendeta Markus Agung ini, seatus persen menyalahgunakan ayat al-Qur'an dan Hadits Nabi saw untuk menyiarkan doktrin Kristen tentang kedatangan Yesus sebagai tuhan dan juruselamat yang menghakimi dosa - dosa manusia pada akhir zaman.

Pada halaman 7, pendeta yang tinggal di jl. teknologi, Jakarta Barat ini, menggiring pembaca pada doktrin Kristen tentang penghakiman dosa-dosa manusia oleh Yesus. Markus mengutip tulisan Paulus, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,: (Roma 3:23)

Selanjutnya, Markus berusaha melegitimasi doktrin Paulus dengan mengutip ayat al-Qur'an yang diselewengkan pengertiannya. Lalu, pendeta inipun menyimpulkan secara salah bahwa Adam, Ibrahim, Musa, Daudm Yunus dan Muhammad adalah nabi yang berdosa.

Kemudian, ia mengutip al-Qur'an surah Maryam ayat 19 yang diartikan bahwa Nabi Isa saja yang suci. Dari satu halaman saja, kesalahannya sudah menumpuk, apalagi jika kita teliti 15 halaman lainnya.

Alkitab (Bibel) sendiri memandang, kitab Roma 3:23 bukanlah firman Tuhan dan bukan sabda Yesus, tapi tulisan Paulus. Meski oleh para teolog Paulus dianggap sebagai rasul, nyatanya Paulus bukan murid Yesus, tak pernah berguru dan bertatap muka dengan Yesus. Selain itu, pernyatan Paulus ini tak sesuai dengan ajaran Yesus dalam Bibel yang menyiratkan, anak kecil tak berdosa.
"Lalu orang membawa anak-anak kecil pada Yesus, supaya ia meletakkan tangannya atas mereka dan mendoakan mereka, akan tetapi murid-muridnya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata :Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepadaku, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya kerajaan Sorga," (Matius 19:13-14)

dalam Injil Matius, Yesus mengisyaratkan, para nabi adalah orang yang benar dan kudus, tak berdosa (Matius 13:17, Matius 5:45). 
Hal ini diperkuat dengan banyaknya daftar orang suci dalam Bibel. Yohanes (Yahya) dicatat Alkitab sebagai orang suci tak berdosa sejak dikandung ibunya. 
"Sebab Yohanes akan besar di hapadan Tuhan dan ia tidak akan minum angur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya." (Lukas 1:15). 
"Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata : Menjadi apakah anak ini nanti? Sebab tangan Tuhan menyertai Dia," (Lukas 1:66).

Kemuliaan Yohanes sebagai orang suci ini diakui Kaisar Herodes. "Sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginnya," (Markus :20). Yesus mengakui kemuliaan Yohanes (Injil Matius 11:11).

Bibel sendiri juga mengakui para nabi sebagai orang yang benar tak berdosa. Nabi Zakaria adalah orang benar tak bercacat di hadapan Tuhan (Lukas 1:6). 
"Hizkia adalah raja saleh yang taat kepada Tuhan dan tidak pernah menyimpang dari perintah-perintah Tuhan, sehingga Tuhan menyertai Hizkia ke mana pun pergi berperang," (II Raja-raja 18:5-7).

Nabi Nuh, Daniel dan Ayub benar di hadapan Tuhan (Yehezkiel 14: 13-14),"
Daniel adalah orang yang ikhlas beribadah kepada uhan dan selalu melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan," (Daniel 6:5, II Raja-raja 22:2). 
"Habil, anak Adam adalah orang yang suci tiada salah sehingga persembahannya diterima oleh Tuhan," (Matius 23:35, Ibrani 11:4).

Membanggakan dosa para nabi sebelumnya dengan mencari pembenaran dari kitab suci agama lain (Islam) yang tidak diimaninya adalah tindakan yang culas. Islam tidak menganggap Nabi Adam sebagai orang berdosa, sehingga kejatuhan Adam (Hubuthu Adam) tidak menyebabkan dosa waris. Karena Islam memandang :

Pertama, tindakan Adam yang melanggar perintah Tuhan itu bukan kesengajaan, melainkan kealfaan (khilaf). "Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak kami dapati padanya kemauan yang kuat," (QS Thaha:115).

Kedua, "Allah itu Maha Adil, Maha Penyayang, dan Maha Pengampun yang selalu mengampuni hamba-Nya yang bertaubat," (QS. az-Zumar:53-54). 
"Dengan sifat-Nya Yang Maha Penyayang dan Maha pengampun, Allah menjanjikan rahmat dan ampunan pada hamba-Nya yang bertaubat," (QS al-Maidah:74).

Maka, sebelum Adam dan Hawa keluar dari surga, mereka telah bertaubat dan Allah menerima taubat dan memberi petunjuk seketika itu pula.

Keduanya (Adam dan Hawa) berdoa, "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi," (QS al-A'raf:23).

"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang," (QS al-Baqarah:37). "
Kemudian Tuhan memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk," (QS Thaha:122).

Kekeliruan Pendeta Markus makin besar ketika ia menjadikan surah Maryam ayat 19 sebagai pendukung doktrin Kristen, bahwa hanya Nabi Isa saja yang suci. Karena Islam mengajarkan, semua anak manusia lahir dalam keadaan fitrah (suci). "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka karena orang tuanyalah dia menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR Bukhari)

(FAKTA/SABILI/al-islahonline.com)