Arsip

Kesalahan Pendeta Markus Agung (bagian 2)

Author Post
Fakta

Kekeliruan buku Kedatangan Yesus karya Pendeta Markus Agung, yang mengutip ayat al-Qur'an ini memang parah. Contohnya, Markus mengklaim surah Ali Imran ayat 45 sebagai bukti kedekatan Yesus dengan Allah. Hal ini sesuai Bibel, "Aku dan Bapa adalah satu," (Yohanes 10:30).



"(Ingatlah), ketika Malaikat berkata :'Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kami (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang - orang yang didekatkan (kepada Allah)," (QS Ali Imran:45).

Kata minal muqarrabin (orang-orang yang didekatkan pada Allah) ini, jumlahnya banyak. Karena, kata "al-muqarrabun" adalah plural (jama' mudzakkar salim). Jadi, bukan hanya Nabi Isa yang bergelar al-Muqarrabun. 

Para Nabi yang lain juga mendapat gelar yang sama.
 misalnya, Nabi Daud dan Nabi Sulaiman as disebut al-Muqarrabun karena kedudukannya yang dekat di sisi Allah (QS Shad:24,40). Bahkan, dalam surah al-Muthaffifin ayat 21 disebutkan, adanya malaikat yang didekatkan pada Allah.

Selanjutnya, Markus meyakini Nabi Isa sebagai tuhan yang menghakimi dosa-dosa manusia, karena pada surah Ali Imran 45 ini, Isa bergelar al-Muqarrabun. Padahal, Nabi Daud dan Sulaiman juga mendapat gelar yang sama. 

Apakah, lantas Nabi Daus dan Sulaiman disebut tuhan dan juruselamat?

Dalam Islam, Allah memiliki sifat Samii'un Qariib yaitu Maha Mendengat dan Maha Dekat. Allah juga dekat dengan hamba yang senang mohon ampun dan bertaubat kepada-Nya (QS Hud:61).
Bahkan, rahmat Allah pun dekat pada orang-orang yang berbuat baik (QS al-A'raf:56). 
Gelar al-Muqarrabun juga diberikan pada al-abrar, yaitu orang-orang yang berbakti (QS al-Muthaffifin:18,28).

Seharusnya, setiap orang yang mendapat gelar al-Muqarrabun disembah oleh Pendeta Markus, karena orang itupun seharusnya diyakini sebagai tuhan juruselamat. Jadi, betapa banyak tuhannya Pendeta Markus. Karena, Nabi, orang beriman, orang yang berbuat baik, berdo'a, mohon ampun dan bertaubat kepada Allah itu jumlahnya jutaan.

Surah al-Waqi'ah menjelaskan, yang disebut sebagai al-Muqarrabun adalah golongan orang yang paling dahulu beirman (ayat 11), karena mereka adalah golongan orang yang paling dulu masuk surga (ayat 10). Sebagai ganjarannya, Allah akan memberikan surga yang penuh kenikmatan, fii jannatin na'iim (ayat 12). Penjelasan ini ditegaskan oleh ayat 88.

Markus juga menggunakan Injil Yohanes 10:30 sebagai penopang doktrin ketuhanan Yesus. Meski dalam ayat ini tertulis statemen, "Yesus dan Allah adalah satu", tapi dalil ini lemah. Karena, makna kesatuan antara Yesus dengan Tuhan dalam ayat ini, bukan makna hakiki (denotasi), tetapi makna kias (konotasi).

Kasus serupa terjadi pada Injil Yohanes 17:20-23. Disini, Yesus berdo'a kepada Allah agar ia dan murid - muridnya yang percaya padanya menjadi satu dengan Allah. Kesatuan (unity) antara Yesus dan muridnya dengan Tuhan ini, tidak bisa disebut sebagai kesatuan hakikat dan zat. Sebab, jika kesatuan dalam ayat ini diartikan kesatuan zat, maka betapa banyaknya jumlah tuhan yang harus disembah Pendeta Markus.

Kesatuan dalam ayat ini harus diartikan sebagai kesatuan (persamaan) iman, bahwa Yesus adalah Nabi utusan Tuhan. Hal ini nampak pada ayat 21, "Supaya mereka semua nampak menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapak, di dalam aku dan aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus aku.

Menyamakan Yesus dengan Allah secara zat dan hakikat adalah keyakinan yang tak bisa dipertanggung jawabkan.
Pertama, ayat-ayat al-kitab sendiri membantah dengan menyatakan :
"Yesus lebih kecil daripada Tuhan" (Yohanes 10:29).
"Tuhan lebih besar daripada Yesus" (Yohanes 14:28).
"Yesus bersyukur kepada Tuhan" (Matius 11:25, Lukas 10:21)

"Yesus berteriak memanggil Tuhan" (Matius 27:46, Markus 15:34).
"Yesus menyerahkan nyawanya pada Tuhan," (Lukas 23:44-46, Yohanes 19:30).
"Yesus pasrah disetir Tuhan yang mengutusnya," (Yohanes 5:30, Yohanes 6:38, bandingkan dengan Yohanes 7:16).
"Yesus berdoa pada Tuhan," (Lukas 6:12),
"Yesus minta ampun atas kesalahan pada Tuhan" (Matius 6:12, Lukas 11:4).

"Yesus menerima firman dari Tuhan" (Yohanes 17:8),
"Yesus tidak tahu kapan hari kiamat terjadi, padahal Allah tahu kapan datangnya kiamat," (Matius 24:36, Markus 13:32). 

Kesimpulannya, Yesus tak sama dan tidak satu zat dengan Tuhan.

Kedua, banyak ayat Alkitab menyebutkan sepak terjang Yesus mulai lahir sampai dewasa. Jika Yesus sama dengan Allah, seharusnya semua nama Yesus dalam Alkitab bisa diganti dengan nama Allah dan sebaliknya. 

Misalnya, "Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud," (Matius 1:1), menjadi "...Allah anak Daud," (Matius 1:1). "Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis," (Matius 4:1), menjadi, "....Allah dibawa Roh ke..." (Matius 4:1).

"Pada pagi hari dalam perjalanannya kembali ke kota, Yesus merasa lapar," (Matius 21:18), menjadi, "...Allah merasa lapar," (Matius 21:18).
"Kemudian iblis membawa Yesus ke Kota Suci dan menempatkan dia di bubungan," (Matius 4:5) berubah, "...iblis membawa Allah ke..." (Matius 4:5).
"Dan Yesus akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh," (Markus 10:34), menjadi, "... Allah diolok-olokkan, diludahi...." (Markus 10:34).

Jika pemahaman ini diadopsi umat manusia, akan muncul kerancuan dan kekacauan yang menghina Tuhan. Karena, Tuhan dianggap anak manusia, dibawa dan dicobai iblis, Tuhan kelaparan, diludahi, bahkan dibunuh. dan lainnya. Na'udzubillah min dzalik. (sabili/fakta)